Nada Adik Iparku

Aku punya seorang adik ipar, Nada namanya. Orangnya cantik, masi di SMU. Bodinya proporsional, walau payudaranya ga gede, tapi sepadan dengan postur tubuhnya. Pinggulnya agak gede hingga kalo liat dia jalan pake celana jeans ketat dari blakang, goyangan pantatnya aduhay banget. Yang lebih top lagi, Nada punya kumis halus diatas bibir mungilnya. Pasti bulu bulu Vagina nya rimbun, dan yang lebi penting lagi napsunya besar. Aku gak tau napa kok dia dikirim mertuaku ke tempat kakaknya (istriku) untuk melanjutkan sekolahnya, padahal dia baru kelas 1 Sekolah Menengah Umum. Biasanya kalo dah lulus SMU ya mo nerusin sekolah pindah bisa dimengerti. Aku gak banyak nanya ke istri tentang kepindahan Nada kerumahku.
Yang aku tau, Nada tu bukan adik kandung istri tapi dia diangkat anak oleh mertuaku sejak kecil, dan sudah dianggap sebagai anak sendiri. Istriku kerja sebagai tenaga marketing suatu perusahan asing sehingga sering sekali mendapat tugas keluar kota, sedang aku bekerja sebagai konsultan freelance, sehingga banyak melakukan pekerjaan dari rumah saja. Ketempat klien kalo diperlukan saja. Ya gak apa si, hitung hitung aku jadi penunggu rumah. Makanya aku seneng banget ketika Nada tinggal dirumahku. Aku membantu mengurus kepindahan Nada ke SMU yang deket dengan rumahku, repot juga birokrasinya, tapi dengan sedikti pelicin semuanya akhirnya beres dan Nada diterima disekolah tersebut dan boleh langsung masuk. Baru 2 hari Nada dirumah, istriku dapet tugas keluar kota lagi ke Batam kurang lebih 2 mingguan. Ya namanya tugas, harus dilaksanakan, baeknya kami belum memiliki anak, sehingga aku gak repot kalo ditinggal tinggal seperti itu. Aku terbiasa mengurus rumah tangga, karena sejak dulu aku selalu hidup sendiri.
Sore itu, Nada aku ngajak ngobrol di sofa. Dia pake celana pendek yang pendek banget dan tanktop, kayanya gak pake bra, sehingga payudaranya bergerak mengikuti gerakan badannya. Merangsang juga ni anak. Aku nanya kenapa kok dia pindah ketempatku.

“memangnya Om gak tau ya”, kata Nada.
“Aku gak nanya kakakmu Nda, dia juga gak crita apa apa ke Om, cuma bilang kamu mo pindah sekolah kesini saja”.
“Nada malu ni Om critanya”.
“Napa malu, aku kan Om mu sendiri”.
“aku maen ma om tetangga rumah”.
“Wah, enak dong si om itu dapetin kamu”.
“Ah Om, Nada serius ni”.
“Ya terus?”
“Si om tetangga juga yang merawanin Nada, tapi enak, makanya Nada jadi ketagihan terus deh maen ma si om”.
“Kamu maennya dimana Nda?”.
“Mula2 dirumahnya, waktu tantenya lagi pergi. Dah gitu suka janjian ketemuan di mal, trus cekin di hotel, waktu Nada pulang sekolah”.
“maennya brapa ronde kalo di hotel?”.
“Karna gak bisa lama2 ya cuma 2 ronde, kan mesti pulang sore Nada nya”.
“Gak perna sampe nginep ya Nda”.
“Pernah, si om bohong ma tante katanya mau pergi keluar kota, padahal cek in ma Nada di hotel semalem. Nada bilang ma mamah nginep dirumah temen. Wah si om napsu banget maennya dihotel, ampe 4 ronde Om”.
“Wah Om jadi kringeten neh ngebayangin Nada maen ma si om”.
“Kok ngebayangin si Om”.
“La iya lah, kamu ceritanya napsuin gitu”.
“Trus Om ngaceng ya”
“La iya lah, lelaki mana yang gak ngaceng kalo dengerin Nada cerita lagi maen. Trus kenapa kok Nada disuru ketempat Om ma kakak?”
“Ketauan juga Om ma bonyok. Ada yang bilang dia liat Nada ma si om gandengan di Mall. Ya udah deh, Nada gak bisa ngelit lagi. Heboh juga karena bonyok mengcounter si om. Baiknya bisa didamein, tadinya bokap mo bawa kasus ini ke polisi segala. Baeknya enggak. Karena Kadung malu, makanya Nada disuru ke tempat Om ma kakak. Om masi kringeten?” tanyanya sambil tertawa, manis sekali.
“Om, dah nikah lama kok gak punya anak si, Om gak bisa ya”.
“Enak aja, mau Om buktiin ma kamu kalo Om bisa?” jawabku membuka.
“Mangnya Om berani ngelakuin sama Nada?”
“Napa enggak, kalo Nadanya mau tapi”. Nada diem saja.
“Mau gak Nda, aku si mau banget lo”.
“Gak enak sama kakak Om”.
“Ya tapi kakakmu tu kerjanya keluar kota terus, Om ditinggal sendiri terus, gimana mo bikin anak kan”.
“Kacian, Om kesepian ya, kan Sekarang ada Nada yang nemenin”. Dia duduk merapat ke aku.
“Mau ya Nda”, kataku sambil mengelus pipiku. Nada noleh ke aku, aku tidak menyia2kan kesempatan ini, perlahan tapi pasti aku mengecup bibir mungilnya.
Nada membiarkan aku mengulum2 bibirnya, kemudian ciuman kuarahkan kelehernya, terus menyusur kepipinya. Tubuhnya bergeser makin merapat, bibirnya kulumat lagi dengan lembut. Sambil kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku, tangan kuslusupkan kedalam tanktopnya dan meremas lembut payudaranya yang masih terbungkus bra. Ohh.., payudaranya ternyata tercakup seluruhnya dalam tanganku. Dan Nada rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsunya, padahal baru awal pemanasan.

“Kamu dah nafsu ya Nda”.
“Iya Om, dah lama rasanya Nada gak ngerasain klimaks lagi”.
“Mau kan aku kasi kenikmatan”.
“Mau banget Om”.
Bibirku mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tanktopnya, lehernya kukecup, kujilat kadang kugigit lembut. Sambil tanganku terus meremas-remas payudaranya. Kemudian tanganku menjalar ke punggungnya dan melepas kaitan branya sehingga payudaranya bebas dari penutup. Bibirku terus menelusur di permukaan kulitnya. Dan mulai pentil kirinya tersentuh lidahku dan kuhisap. Terus pindah ke pentil kanan. Kadang-kadang seolah seluruh payudaranya akan kuhisap. Dan tangan satuku mulai turun dan memainkan pusernya, membuat Nada merasa geli tapi nikmat, napsunya makin berkobar karena elusan tanganku. Kemudian tanganku turun lagi dan menjamah selangkangannya. Vagina nya yang pasti sudah basah sekali. Lama hal itu kulakukan sampai akhirnya aku kemudian membuka ristsluiting celana pendeknya dan menarik celananya ke bawah. Tinggalah CD mininya yang tipis yang memperlihatkan jembutnya yang lebat, saking lebatnya jembutnya muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.
jembutnya lebih terlihat jelas karena CDnya sudah basah karena cairan Vagina nya yang sudah banjir. Kubelai celah Vagina nya dengan perlahan. Sesekali jariku menyentuh itilnya’ karena ketika dielus pahanya otomatis mengangkang agar aku bisa mengakses daerah Vagina nya dengan leluasa.
kemudian CDnya yang sudah basah itu kulepaskan. Nada mengangkat pantatnya agar aku bisa melepas pembungkus tubuhnya yang terakhir.
Jariku mulai sengaja memainkan itilnya. Dan akhirnya jariku itu masuk ke dalam Vagina nya. bibirku terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali kuhisap dan terus menjalar ke perutnya. Dan akhirnya sampailah ke Vagina nya. Kali ini kucium jembutnya yang lebat dan bibir Vagina nya kubuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali Vagina nya kumainkan dengan bibirku, kadang bibirnya kuhisap, kadang itilnya, akhirnya lidahku masuk di antara kedua bibir Vagina nya sambil menghisap itilnya. Hanya dalam beberapa menit Nada benar-benar tak tahan. Dan.. Nada mengejang dan dengan sekuatnya Nada berteriak sambil mengangkat pantatnya supaya merapatkan itilnya dengan mulutku, dia meremas-remas rambutku. Aku terus mencumbu Vagina nya, belum puas aku memainkan Vagina nya hingga napsunya bangkit kembali dengan cepat.
“Om, Nada sudah pengen dientot.”
katanya memohon sambil membuka pahanya lebih lebar. Aku pun bangkit, mengangkat badannya yang sudah lemes dan kubawa ke kamar. Nada kubaringkan di ranjang dan aku mulai membuka baju, kemudian celana. Nada terkejut melihat Kontolku yang besar dan panjang nongol dari bagian atas CDku. Kemudian aku juga melepas CDku.

“Om, gede banget Kontol Om, mana panjang lagi”.
“Gede mana kontol om sama kontol tetangga mu?”
“Gedean Om lah”.
Sementara itu Nada terbaring menunggu. Kontolku yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Nada merinding apakah muat Kontol segitu besarnya di Vagina nya. Dan saat aku pelan-pelan menindihnya, Nada membuka pahanya makin lebar, rasanya tidak sabar Vagina nya menunggu masuknya Kontolku yang extra gede itu. Nada pejamkan mata. Aku mulai mendekapnya sambil terus mencium bibirnya, bibir Vagina nya mulai tersentuh ujung Kontolku. Sebentar kuusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan bibir Vagina nya terdesak menyamping.
Terdesak Kontol besarku itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang Vagina nya dimasuki Kontolku. Nada menahan nafas. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk Kontolku. Nada mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus..Akhirnya ujung Kontolku menyentuh bagian dalam Vagina nya, maka secara refleks Nada merapatkan pahanya, aku terus menciumi bibir dan lehernya. Dan tanganku tak henti-henti meremas-remas payudaranya. Kontol besarku mulai kuenjotkan halus dan pelan. supaya Nada tidak kesakitan. Nada benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat yang belum pernah dia alami. Nafasnya cepat sekali memburu, terengah-engah. Nada benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan Kontol besar ku. Maka hanya dalam waktu yang singkat Nada makin tak tahan. aku tahu bahwa Nada semakin hanyut. Maka makin gencar aku melumat bibir dan lehernya, dan remasan di payudaranya makin kuat. Dengan tusukan Kontolku yang agak kuat dan kupepet itilnya dengan menggoyang goyangnya, Nada menggelepar, tubuhnya mengejang, tangannya mencengkeram kuat-kuat sekenanya. Vagina nya menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang belum pernah dia alami. Nada benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa. Nada tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan. “Om, Nada nyampe maas”, teriaknya. Setelah selesai, pelan pelan tubuhnya lunglai, lemas. dua kali Nada nyampe dalam waktu relatif singkat, aku membelai rambutnya yang basah keringatan. Dia membuka matanya, aku tersenyum dan menciumnya lembut sekali, tak henti hentinya payudaranya kuremas-remas pelan.
Tiba tiba, serangan cepat bibirku melumat bibirbya kuat dan diteruskan ke leher serta tanganku meremas-remas payudaranya lebih kuat. Napsunya naik lagi dengan cepat, saat kembali aku mengenjotkan Kontolku semakin cepat. Uhh, sekali lagi Nada nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali Nada berteriak lebih keras lagi. Aku terus mengenjotkan Kontolku dan kali ini aku ikut menggelepar, wajahku menengadah. Satu tanganku mencengkeram lengannya dan satunya menekan payudaranya. Nada makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan sperma  yang kuat di dalam Vagina nya, menyembur berulang kali. Oh, terasa banyak sekali sperma  kental dan hangat menyembur dan memenuhi Vagina nya, hangat sekali dan terasa sekali sperma  yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat.
Setelah selesai, aku memiringkan tubuh dan tanganku tetap meremas lembut payudaranya sambil mencium wajahnya. Nada senang dengan perlakuanku terhadapnya.

“Nda, kamu luar biasa, Vagina mu legit dan nikmat sekali”, pujiku sambil membelai dadanya.
“Om juga hebat. Bisa membuat Nada nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Nada bisa nyampe dan merasakan Kontol raksasa. Hihi..”
“Jadi kamu suka dengan Kontolku?” godaku sambil menggerakkan Kontolku dan membelai belai wajahnya.
“Ya Om, Kontol Om nikmat, besar, panjang dan mareng banget” jawabnya jujur.
“Enak mana Om, ngentot in kakak apa ngentot in Nada”.
“Nikmatan ngentotin memek adik iparku, Vagina kamu gurih banget nda”.
“Mangnya Vagina  kakak gak enak, kan kakak belon punya anak”.
“Gak tau deh, aku puas banget ngentot in kamu”.
“Ya udah, Om ngentot in Nada ja kalo kakak keluar kota”.
Aku tidak langsung mencabut Kontolku, tapi malah mengajak mengobrol sembari Kontolku makin mengecil. Dan tak henti-hentinya aku mencium, membelai rambutnya dan yang paling aku suka membelai payudaranya. Nada merasakan sperma ku yang bercampur dengan cairan Vagina nya mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan Kontol kucabut sambil menciumnya lembut sekali. Benar benar Nada terbuai dengan perlakuanku. Nada tertidur dalam pelukanku, sepertinya dia merasa nyaman dan benar-benar terpuaskan dan merasakan apa yang selama ini hanya dibayangkan saja.
Nada bangun masih dalam pelukanku. “Kamu tidur nyenyak sekali, Nda”, kataku sambil membelai rambutnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Aku lalu mengajaknya mandi. Kubimbing Nada ke kamar mandi, saat berjalan Nada merasa masih ada yang mengganjal Vagina nya dan ternyata masih ada sperma  yang mengalir di pahanya, saking banyaknya aku mengecretkan sperma  di dalam Vagina nya. Dalam bathtub yang berisi air hangat, Nada duduk di atas pahaku. Aku mengusap-usap menyabuni punggungnya, dan Nadapun menyabuni punggungku. Aku memeluknya sangat erat hingga dadaku menekan payudaranya. Sesekali Nada menggeliatkan badannya sehingga pentilnya bergesekan dengan dadaku yang dipenuhi busa sabun. pentilnya semakin mengeras. Pangkal pahanya yang terendam air hangat tersenggol2 Kontolku. Hal itu menyebabkan napsunya mulai berkobar kembali.
Nada kutarik sehingga menempel lebih erat ke tubuhku. Aku menyabuni punggungnya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tanganku terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Aku mengusap-usap pantatnya dan kuremasnya. Kontolku pun mulai ngaceng ketika menyentuh Vagina nya. Terasa bibir luar Vagina nya bergesekan dengan Kontolku. Dengan usapan lembut, aku terus menyusuri pantatnya. Aku mengusap beberapa kali hingga ujung jariku menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan Vagina nya. “Om nakal!” desahnya sambil menggeliat mengangkat pinggulnya. Walau tengkuknya basah, Nada merasa bulu roma di tengkuknya meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari Vagina nya. Nada menggeliatkan pinggulnya. Aku mengecup lehernya berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir Vagina nya. Tak lama kemudian, tanganku semakin jauh menyusur hingga akhirnya mengusap2 lipatan bibir luar Vagina nya. Aku berulang kali mengecup lehernya. Sesekali kujilat, sesekali kugigit dengan gemas. “Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali. Lalu Nada bangkit dari pangkuanku. Nada tak ingin nyampe hanya karena jari yang terasa kesat di Vagina nya.
Tapi ketika berdiri, kedua lututnya terasa goyah. Dengan cepat aku pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhnya. Aku tak ingin Nada terjatuh. Aku menyangga punggungnya dengan dadaku. Lalu kuusapkan kembali cairan sabun ke perutnya. Aku menggerakkan tangan keatas, meremas dengan lembut kedua payudaranya dan pentilnya kujepit2 dengan jempol dan telunjuk. Pentil kiri dan kanan kuremas bersamaan. Lalu aku mengusap semakin ke atas dan berhenti di lehernya. “Om, lama amat menyabuninya” rintihnya sambil menggeliatkan pinggulnya. Nada merasakan Kontolku semakin keras dan besar. Hal itu dapat dirasakannya karena Kontolku makin dalam terselip di pantatnya. Tangan kirinya segera meluncur ke bawah, lalu meremas biji pelerku dengan gemas. Aku menggerakkan telapak kanan ke arah pangkal pahanya. Sesaat aku mengusap usap jembut lebatnya, lalu mengusap Vagina nya berulang kali. Jari tengahku terselip di antara kedua bibir luar Vagina nya. Aku mengusap berulang kali.
itilnya pun menjadi sasaran usapanku. “Aarrgghh..!” rintihnya ketika merasakan Kontolku makin kuat menekan pantatnya. Nada merasa lendir membanjiri Vagina nya.Nada jongkok agar Vagina nya terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah diantara bibir Vagina nya dengan mengusapkan 2 jarinya.
Ketika menengadah Nada melihat Kontolku telah berada persis didepannya. Kontolku telah ngaceng berat. “Om, kuat banget sih, baru aja ngecret di Vagina  Nada sekarang sudah ngaceng lagi”, katanya sambil meremas Kontolku, lalu diarahkan ke mulutnya. Dikecupnya ujung kepala Kontolku. Tubuhku bergetar menahan nikmat ketika Nada menjilati kepala Kontolku. Aku meraih bahunya karena tak sanggup lagi menahan napsu. Setelah Nada berdiri, kaki kirinya kuangkat dan kuletakkan di pinggir bath tub. Nada
kubuat menungging sambil memegang dinding di depannya dan aku menyelipkan kepala Kontolku ke celah di antara bibir Vagina nya. “Argh, aarrgghh..,!” rintihnya. Aku menarik Kontolku perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali. Bibir luar Vagina nya ikut terdorong bersama Kontolku. Perlahan-lahan menarik kembali Kontolku sambil berkata “Enak Nda?” “Enaak banget Om”. Aku mengenjotkan
Kontolku dengan cepat sambil meremas bongkah pantatnya dan tanganku satunya meremas payudaranya. “Aarrgghh..!” rintihnya ketika merasakan Kontolku kembali menghunjam Vagina nya. Nada terpaksa berjinjit karena Kontolku terasa seolah membelah Vagina nya karena besarnya. Terasa Vagina nya sesek kemasukan Kontolku yang besar dan panjang. Aku dengan erat mememegang pinggulnya dan mengenjotkan Kontolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahaku berbenturan dengan pantatnya. “Aarrgghh.., aarrgghh..! Om.., Nada nyampe..!” Nada lemas ketika klimaks lagi untuk kesekian kalinya. Aku juga tidak dapat menahan sperma ku lebih lama lagi. “Aarrgghh.., Nda”, kataku sambil menghunjamkan Kontolku sedalam-dalamnya. “Om.., sstt, sstt..” katanya karena berulangkali merasa tembakan sperma ku diVagina nya. “Aarrgghh.., Nda, Nikmatzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz!” bisikku ditelinganya. “Om.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya di entot  Om”, jawabnya karena nikmat ketika dia klimaks. aku masih mencengkeram pantatnya sementara Kontolku masih nancep diVagina nya. Beberapa saat kami diam di tempat dengan Kontolku yang masih menancap di Vagina nya.
Kemudian aku membimbingnya ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Setelah selesai aku keluar duluan, sedang Nada masih menikmati shower. Selesai dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat, Nada keluar dari kamar mandi. Aku sudah menyiapkan makan seadanya. Nada kupersilakan minum dan makan sambil mengobrol, dan diiringi lagu lembut. Setelah makan, aku lalu memintanya duduk di pangkuanku. Nada menurut saja. Sambil mengobrol, Nada kumanja dengan belaian. Kuraih dagunya, dan kucium bibirnya dengan hangatnya, Nada mengimbangi ciumanku. selanjutnya aku mulai meremas-remas lembut payudaranya, kemudian menelusuri antara dada dan pahanya.
Nada sadar bahwa sesuatu yang dia duduki terasa mulai agak mengeras. Ohh, langsung Nada bangkit. Nada bersimpuh di depanku, Kontolku sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras. Kepala Kontolku sudah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu diraih,dibelai dan kulupnya ditutupkan lagi. sebelum penuh ngacengnya langsung Nada mengulum Kontolku. Nada memainkan kulup Kontol yang tebal dengan lidahnya. Ditariknya kulup ke ujung, membuat kepala Kontolku tertutup kulupnya dan segera dikulum, dimainkan kulupku dengan lidahnya dan diselipkannya lidahnya ke dalam kulupku sambil lidahnya berputar masuk di antara kulup dan kepala Kontolku. Enak rasanya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya Kontolku makin membengkak.
aku mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahnya dan membuat mulutnya semakin penuh. “Mas hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk mas”, katanya yang juga sudah terangsang. Aku makin tak tahan menerima rangsangan lidahnya.
Maka Nada kuajak ke tempat tidur. kakinya kutahan sambil tersenyum, kuteruskan dengan membuka kakinya dan aku langsung menelungkup di antara pahanya.

“Aku suka melihat Vagina kamu Nda” ujarku sambil membelai bulu jembutnya yang lebat.
“Mengapa?”
“Sebab jembutmu lebat dan cewek yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau dientot  jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”.
Aku terus membelai jembutnya dan bibir Vagina nya. Kadang-kadang kucubit pelan, kutarik-tarik seperti mainan.
Nada suka Vagina nya dimainkan berlama-lama, Nada terkadang melirik apa yang kulakukan. Seterusnya dengan dua jari aku membuka bibir Vagina nya, Nada makin terangsang dan makin banyak keluar cairan dari Vagina nya. aku terus memainkan Vagina nya seolah tak puas-puas memperhatikan Vagina nya, kadang kadang kusentuh sedikit itilnya, membuat Nada penasaran. Tak sadar pinggulnya mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat Nada mengangkat pinggulnya, langsung kusambut dengan bibirku. Aku menghisap lubang Vagina nya yang sudah penuh cairan. Lidahku ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk Vagina nya, dan saat kujilat itilnya dengan ujung lidah, cepat sekali menggelitik ujung itilnya, benar benar Nada tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat Nada tak sadar berteriak.. “Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia terangsang, dan Nada sudah tak tahan lagi. “Ayo dong Om, Nada pingin dientot  lagi” ujarnya sambil menarik bantal.
Aku langsung menempatkan tubuhku makin ke atas dan mengarahkan Kontol gedeku ke arah Vagina nya. Nada masih sempat melirik saat aku memegang Kontolku untuk diarahkan dan diselipkan di antara bibir Vagina nya. saat kepala Kontolku telah menyentuh di antara bibir Vagina nya, Nada menahan nafas untuk menikmatinya. setelah kepala Kontolku mulai menyelinap di antara bibir Vagina nya dan menyelusup lubang Vagina nya, pelan-pelan kutekan dan aku mulai mencium bibirnya lembut. Makin ke dalam. Nada merapatkan pahanya supaya Kontolku tidak terlalu masuk ke dalam. Aku langsung menjepit kedua pahanya hingga terasa sekali Kontolku menekan dinding Vagina nya. Kontolku semakin masuk. Belum semuanya masuk, aku menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulnya naik mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali kulakukan sampai akhirnya Nada penasaran dan berteriak-teriak sendiri. Setelah aku puas menggodanya, tiba tiba dengan hentakan agak keras, kupercepat gerakan mengenjot hingga Nada kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan, aku meremas paNdadaranya dan menciumi lehernya. Akhirnya Nada mengelepar-gelepar. Dan sampailah Nada kepuncak. Tak tahan Nada berteriak, terus. aku menyerang dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya Nada melewati puncak kenikmatan.
Lama sekali. Tak kuat Nada meneruskannya. Nada memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenaganya dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya aku pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatku. Nada terkulai lemas sekali, keringatnya bercucuran. Hampir pingsan Nada menerima kenikmatan yang berkepanjangan. Benar-benar Nada tidak menyesal ngentot  dengan aku, aku dapat mengolah tubuhnya menuju kenikmatan yang tiada tara.
Kemudian pahaku mulai kembali menjepit kedua pahanya dan kurapatkan, tubuhku menindihnya serta lehernya kembali kucumbu. Nada memeluk tubuhku yang besar dan aku kembali meremas payudaranya. Pelan-pelan mulai kuenjotkan Kontolku. Kali ini Nada ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian tubuhnya. Tanganku terus menelusuri permukaan tubuhnya. Dadaku merangsang dadanya setiap kali bergeseran mengenai pentilnya. Dan Kontol kupompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirku menjelajah leher dan bibirnya. Lama kelamaan tubuhnya yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Nada berusaha menggeliat, tapi tubuhnya kupeluk cukup kuat, hanya tangannya yang mulai menggapai apa saja yang dia dapat. Aku makin meningkatkan cumbuan dan memompakan Kontolku makin cepat. Gesekan di dinding Vagina nya makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali ini lehernya kugigit agak kuat dan kumasukkan seluruh batang Kontolku serta kugoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di itilnya.
Maka jebol lah bendungannya, Nada mencapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tidak liar seperti tadi. Puncak kenikmatan ini terasa nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba aku dengan cepat mengenjot lagi. Kembali Nada berteriak sekuatnya menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, Nada meronta sekenanya. dia menggigit pundakku saat aku menghujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat. Sesaat aku menurunkan gerakanku, tapi saat itu kubalik tubuhnya hingga Nada di atas tubuhku. Nada terkulai di atas tubuhku.
Dengan sisa tenaganya Nada mengeluarkan Kontolku dari Vagina nya. Dan diraihnya batang Kontolku. Tanpa pikir panjang, Kontol yang masih berlumuran cairan Vagina nya sendiri dikulum dan dikocok. Dan pinggulnya kuraih hingga akhirnya Nada telungkup di atasku lagi dengan posisi terbalik. Kembali Vagina nya yang berlumuran cairan jadi mainanku, Nada makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian Kontolku. Aku memeluk pinggulnya. Kuhisap itilnya sambil ujung lidahku menari cepat sekali.
Tubuhnya mengejang dan dia menjepit kepalaku dengan kedua pahanya dan dirapatkannya pinggulnya agar bibir Vagina nya merapat ke bibirku. Nada gak bisa berteriak tapi karena mulutnya penuh, dan tanpa sadar Nada menggigit agak kuat Kontolku dan dicengkeramnya dengan kuat saat dia masih menikmati orgasme. “Nda, aku mau ngecret yug, di dalam Vagina mu ya”, kataku sambil menelentangkan Nada. “Ya, Om”, jawabnya. Aku menaiki Nada dan dengan satu hentakan keras, Kontolku yang besar sudah kembali menyesaki Vagina nya. Aku langsung mengenjot Kontolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhkupun mengejang. Pantat dihentakkannya ke atas dengan kuat sehingga Kontolku nancap semuanya ke dalam Vagina nya dan akhirnya crot .. crot ..crot, sperma nya muncrat dalam beberapa kali semburan kuat. Herannya, ngecret yang ketiga masih saja sperma ku masi keluar banyak. Aku menelungkup diatasnya sambil memeluknya erat2. “Nda, nikmat sekali ngentot  sama kamu, Vagina  kamu kuat sekali cengkeramannya ke Kontolku”, bisikku di telinganya. “Ya Om, Nada juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman Vagina  Nada terasa kuat karena Kontol Om kan gede banget. Rasanya sesek deh Vagina  Nada kalau Om neken Kontolku masuk semua. Kalau ada kesempatan, Nada dientot  lagi ya Om”, jawabnya. “Ya sayang”, lalu bibirnya kucium dengan mesra.

Komentar